PRESS
RELEASE SEMINAR:
Ikhtiar Indonesia
Menjadi Pusat Pendidikan
dan Peradaban Dunia
Islam
Ikhtiar Indonesia
Menjadi Pusat Pendidikan
dan Peradaban Dunia
Islam
Pusat
Kajian Timur Tengah dan Islam Universitas Indonesia (PKTTI-UI), bekerja sama dengan
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Kota Depok, menghadirkan Seminar
Peringatan Tahun Baru 1432 H dengan tema “Ikhtiar Indonesia Menjadi Pusat
Pendidikan dan Peradaban Dunia Islam” pada tanggal 6 Januari 2011, di Balai
Sidang UI - Depok.
Seminar
menghadirkan sejumlah narasumber, seperti: 1. Prof. Ahmad Suhelmi MA, Ph.D (Guru
Besar Ilmu Politik UI bidang Pemikiran Politik Islam), 2. Dr (Hc). KH. Achmad
Hasyim Muzadi (Wakil Rais Syuriah PBNU/Sekretaris Jenderal International
Conference of Islamic Scholars), an 3.
Prof. Dr. Abdul Aziz Fachrurrozy (Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN Syarif
Hidayatullah). Sedangkan, yang menjadi moderator dalam acara ini adalah: Dr. H.
Hanif Saha Ghafur, M.Si ( Wakil Sekretaris Jenderal PBNU/ Staf Khusus Menteri
Pendidikan Nasional RI).
Acara
ini juga dihadiri oleh berbagai Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) Islam, khususnya
2 Ormas Islam terbesar di Indonesia, yakni Nahdlatul U’lama (NU) dan Muhammadiyyah.
Bahkan, acara ini dihadiri pula oleh sivitas akademika UI, perwakilan sejumlah
universitas, perwakilan sejumlah pengurus mesjid di Depok, dan warga masyarakat
lainnya.
Menurut
Prof. Abdul Aziz Fachrurrozy, yang juga seorang intelektual Muhammadiyyah, Indonesia
telah memiliki modal awal untuk menjadi Pusat Pendidikan dan Peradaban Dunia
Islam. “Sebagai salah satu indikator negara Indonesia potensial bisa jadi
contoh peradaban dunia Islam; adalah mayoritas penduduknya yang muslim, dan
sumber daya manusianya yang berkualitas”, Papar Beliau. Sehingga, masih menurut
Abdul Aziz, “Ini menjadi tantangan kita semua untuk dapat mewujudkannya".
Sedangkan,
KH. Achmad Hasyim Muzadi, Sekretaris Jendral ICIS, menegaskan bahwa Pancasila telah mewadahi
substansi Islam sebagai agama yang Rahmatan Lil ‘Alamin, dan Presiden Soekarno
sebagai Bapak Bangsa yang hebat dalam mencetuskan Pancasila. “Dalam Pancasila,
substansial Islam telah masuk. Bung Karno telah merumuskan Pancasila begitu
hebat dengan kalimat per kalimat," Papar Beliau. Namun, masih menurut KH.
Hasyim Muzadi, “Bung Karno sebagai Presiden masih belum dapat melakukan
internalisasi nilai-nilai yang ada secara maksimal”.
Lebih
lanjut, beliau juga menyatakan: “Indonesia memang bukan negara Islam, tapi mampu
melindungi seluruh agama yang dianut bangsa Indonesia”. Sehingga, Ummat Islam
di Indonesia mendapat kesempatan yang seluas-luasnya untuk mengembangkan dan
mewujudkan Peradaban Islam yang Rahmatan lil A’lamin.
Sementara
itu, Prof. Ahmad Suhelmi, Guru Besar Ilmu Politik UI, menjelaskan bahwa Peradaban
Barat yang mulai mengalami kemajuan pada masa Renaissance, ternyata banyak diilhami
dan terinspirasi dari Peradaban Islam. “Peradaban barat sebenarnya bukan lahir
dengan sendirinya, tetapi adanya pengaruh dari dunia Islam. Bahkan, karya-karya
besar Leonardo da Vinci banyak diilhami oleh intelektual Islam, yaitu Ibnu
Sina”, Papar Beliau. Sehingga, masih menurut A. Suhelmi, "Kontribusi Islam
sangat besar dalam peradaban Barat". Selain itu, Prof. Ahmad Suhelmi juga
menyatakan: “Peradaban yang kuat terjadi karena adanya respon terhadap
tantangan alam yang ada. Inilah sebabnya, negara dengan empat iklim masyarakatnya
cenderung lebih aktif”. Sehingga, jika Ummat Islam ingin mewujudkan Indonesia sebagai
Pusat Peradaban dan Pendidikan dunia Islam, maka diperlukan adanya tantangan
bersama yang dapat memicu semangat Ummat Islam di Indonesia.
Dalam
sambutannya selaku ketua panitia, Muhammad Ibrahim hamdani, yang juga aktivis
PMII Cabang UI Depok, juga menyatakan bahwa acara seminar ini bertujuan untuk “Mewujudkan
Indonesia yang aman, adil, makmur, dan sejahtera, dalam ruang lingkup Ukhuwwah
Islamiyyah (Kerukunan Intern Umat Beragama), Ukhuwwah Wathoniyyah (Kerukunan
Antar Umat Beragama Sebangsa dan Se-Tanah Air), dan Ukhuwwah Basyariyyah (Kerukunan
antar sesama Manusia se-Dunia)”. Sehingga, masih menurut Ibrahim, “Spirit
Hijrah dapat tertanam dalam hati sanubari kita semua, guna mewujudkan Baldatun
Thoyyibatun Warabbun Ghafuur (Negeri yang Baik dan mendapat rahmat Allah SWT)”.
Sementara Woro Rachmat Hidayat, sekretaris panitia mengungkapkan “Seminar ini
termasuk menggugah semangat membangun Islam yang rahmatan lil alamin di UI,
jadi saya pribadi antusias untuk menghadirkan seminar seperti ini di lain
waktu” tutur Woro.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar